Alat-Alat Manajemen Mutu

Kamis, 11 Desember 2008

A. Teknik Taguchi

Teknik taguchi meruakan suatu teknik peningkatan mutu khusus ditujukan untuk peningkatan rancangan produk dan proses. Metode taguchi memgharuskan perusahaan untuk membuat produk dan proses yang bersifat tegar dalam kondisi apapun. Taguchi menyarankan bahwa menghilangkan pengaruh sering kali lebih murah daripada menghilangkan penyebab, dan lebih efektif dalam memproduksi produk yang tangguh.

Tiga konsep Genichi Taguchi yang bertujuan memperbaiki kualitas produk dan proses, yaitu :

a. Ketangguhan kualitas

Taguchi mengharuskan dalam membuat produk dan proses harus bersifat tegar dalam kondisi apapun. Produk-produk yang tegar mutunya adalah produk-produk yang dapat diproduksi seraga dan konsisten dalam kondisi manufaktur dan lingkungan yang tidak terlalu ideal kondisinya. Tujuannya adala untuk menghilangkan akibat-akibat yang disebabkan oleh kondisi yang merugikan.

b. Fungsi kehilangan kualitas

Taguchi mengemukakan bahwa lebih mudah untuk menghilangkan akibat daripada menghilangkan penyebab, dan dalam memproduksi produk yang tegar mutunya, tindakan tersebut lebih efektif. Fungsi kehilanngan mutu mengidentifikasi biaya-biaya yang berhubungan dengan rendahnya mutu dan menunjukan bagaimana biaya-biaya tersebut meningkat seiring dengan semakin jauhnya produk dari apa yang diinginkan konsumen.

c. Kualitas berorientasi target

Taguchi mengarahkan kepada target karena produk yang diproduksi didekat spesifikasi yang bisa diterima atas dan bawah menghasilkan QLF yang lebih tinggi.

B. Diagram Pareto

Diagram pareto digunakan untuk menampilkan data dengan tujuan untuk mengetahui suatu penyebab yang memberikan pengaruh yang paling besar terhadap akibat. Dengan demikian bisa segera dilakukan langkah perbaikan berdasarkan skala prioritas, yaitu penyebab yang paling besar pengaruhnya terhadap akibat. Analsisi pareto mengisyaratkan masalah-masalah mana yang jika ditanggani dapat memberikan manfaat balik bagi perusahaan. Contoh penerapan diagram pareto, pacific beel saat mereka sedang mencari jalan untuk mengurangi kerusakan yang terjadi pada kabel telepon dalam tanah, penyebab utama terputusnya hubungan telepon. Perusahaan ini melakukan analisis pareto dan dari analisis tersebut menunjukan bahwa 41% kerusakan kabel disebabkan oleh pekerjaan konstruksi. Dibekali dengan informasi yang didapat dari analisis pareto tersebut. Manajemen perusahaan membuat rencana pengurangan pemotongan kabel sebesar 24% dalam satu tahun. Sehingga perusahaan dapat menghemat dana perbaikan kabel.

C. Diagram Ishikawa (Tulang Ikan) / Fish Bone Chart

Diagram ini digunakan untuk menggambarkan hubungan antara sebab dan akibat dari suatu kegiatan. Dengan diagram Ishikawa kita dapat menjabarkan banyak sekali semua penyebab, mulai dari penyebab yang paling dekat dengan akibat (masalah), sampai penyebab yang tidak dekat dengan akibat (masalah). Diagram Ishikawa biasa juga disebut sebagai diagram Tulang Ikan (Fish Bone Chart) karena melihat bentuk dari anak panah yang menyerupai tulang ikan.

Untuk memudahkan dalam menginventarisasi semua penyebab yang berpengaruh terhadap akibat (masalah) dengan menggunakan diagram Ishikawa harus mempertimbangkan faktor 4M dan 1L yaitu : Mesin, Material, Metode (cara), Man (orang) dan Lingkungan, yang ditempatkan pada tulang ikan yang pertama. Secara baku bentuk diagram Ishikawa (tulang ikan) bisa dilihat di bawah ini:

Untuk menguraikan lebih dalam lagi semua penyebab, sebaiknya menggunakan metode sumbang saran (brain storming), karena semakin banyak informasi yang dikumpulkan, semakin baik hasilnya. Selain itu dengan metode bertanya “mengapa” yang berulang bisa mengefektifkan dalam menguraikan semua penyebab yang berpengaruh terhadap akibat, baik langsung maupun tidak langsung. Pertanyaan “mengapa” ini bisa dihentikan, jika dirasakan pertanyaan “mengapa” tersebut sudah tidak diperlukan karena sudah terbayang suatu tindakan penanggulangan dari penyebab tersebut.

D. Peta Kendali (Control Chart)

Merupakan grafik garis dengan pencantuman batas maksimum dan minimum yang merupakan batas daerah pengendalian. Peta kendali juga bisa dipergunakan untuk mengukur apakah proses (kegiatan produksi) dalam keadaan terkendali atau tidak. Proses dikatakan dalam keadaan terkendali jika unit yang diukur berada dalam batas-batas kendali. Pada peta kendali bisa diketahui adanya penyimpangan tetapi tidak terlihat penyebab penyimpangan tersebut. Peta kendali hanya menunjukkan perubahan data dari waktu ke waktu.

E. Bagan Alir (Flowcharts)

Bagan Alir merupakan suatu diagram simbol yang menampilkan aliran data dan rangkaian tahapan operasi dalam suatu sistem. Bagan alir menggunakan simbol standar untuk menguraikan prosedur pengolahan transaksi dan umumnya setiap simbol memiliki arti khusus sehingga mudah dikenali dari bentuknya. Bentuk simbol menunjukkan kegiatan yang dilaksanakan , menunjukkan input, output, pemrosesan dan media penyimpanan. Bagan alir dapat dibuat untuk berbagai tujuan, sehingga jenis bagan alir tersebut ditentukan oleh tujuannya.

Jenis bagan alir antara lain adalah:

1. Bagan Alir Dokumen (Document Flowcharts)

Bagan alir dokumen menggambarkan aliran dokumen dan informasi antar area pertanggungjawaban di dalam sebuah organisasi. Bagan alir ini menelusur sebuah dokumen dari asalnya sampai dengan tujuannya. Secara rinci bagan alir ini menunjukkan deari mana dokumen tersebut berasal, distribusinya, tujuan digunakannya dokumen tersebut, kapan tidak dipakai lagi dan hal-hal lain yang terjadi ketika dokumen tersebut mengalir melalui sebuah sistem.

2. Bagan Alir Sistem (System Flowcharts)

Bagan alir sistem menggambarkan hubungan antar input, pemrosesan dan output sebuah sistem informasi akuntansi. Bagan alir sistem ini dimulai dengan identifikasi input, kemudian pemrosesan yang mencakup lebih dari satu tahap pengolahan data dan terakhir berupa bagan alir output.

3. Bagan Alir Program (Program Flowcharts)

Bagan alir program menjelaskan urutan logika pemrosesan data oleh komputer dalam menjalankan sebuah program.

4. Bagan Konfigurasi Komputer (Program Flowcharts)

Simbol bagan alir dapat juga digunakan untuk membuat bagan konfigurasi komputer. Bagan ini memberikan manfaat untuk merancang konfigurasi atau komponen perangkat keras yang direkomendasikan dan akan digunakan oleh perusahaan.

5. Bagan Struktur (Structure Charts)/HPO

Bagan ini digunakan untuk merancang program komputer yang menggunakan pendekatan modul. Manfaat pendekatan ini adalah pembuatan program menjadi lebih sederhana, lebih cepat dan lebih akurat.

F. Quality Function Deployment (QFD)

QFD pertama kali diterapkan di Mitsubishi, suatu perusahaan industri berat di Kota Kobe, Japan pada tahun 1972. Di Amerika QFD dikembangkan oleh DR. Clausing dan diaplikasikan di industri manufaktur maupun jasa dan menjadi standart pada kebanyakan organisasi. Contoh perusahaan yang menerapkan QFD antara lain DEC, Hawlett Packard, AT&T, Ford, general Motor, dsb.

QFD merupakan alat perencanaan yang digunakan untuk memenuhi harapan-harapan konsumen. Pendekatan disiplin QFD terletak pada desain produk, rekayasa, produktivitas serta memberikan evaluasi yang mendalam terhadap suatu produk. Suatu organisasi yang mengimplementasikan QFD secara tepat dapat meningkatkan pengetahuan rekayasa, produktivitas dan kualitas, mengurangi biaya, mengurangi waktu pengembangan produk serta perubahan-perubahan rekayasa seiring dengan kemajuan jaman dan permintaan konsumen.

Tujuan QFD adalah memenuhi sebanyak mungkin harapan konsumen, dan berusaha melampaui harapan tersebut dengan merancang produk baru agar dapat berkompetisi dengan produk dari kompetitor untuk kepuasan konsumen. QFD berguna untuk memastikan bahwa suatu perusahaan memusatkan perhatiannya terhadap kebutuhan konsumen sebelum setiap pekerjaan perancangan dilakukan.

Manfaat-manfaat QFD adalah sebagai berikut :

1. Memusatkan peancangan produk dan jasa pada kebutuhan dan kepuasan konsumen

2. Menganalisa kinerja produk perusahaan untuk memenuhi kepuasan konsumen

3. Mengurangi banyaknya perubahan desain.

4. Dengan berfokus pada efesiensi waktu, hal tersebut akan mengurangi lamanya waktu yang diperlukan untuk daur rancangan secara keseluruhan sehingga dapat mengurangi waktu untuk memasarkan produk-produk baru. Perkiraan-perkiraan terbaru memperlihatkan adanya penghematan antara sepertiga sampai setengah dibandingkan dengan saat sebelum menggunakan QFD.

5. Mendorong terselenggaranya tim kerja. Semua keputusan dalam proses diambil berdasarkan ketetapan bersama dalam diskusi seluruhh departemen. Masingmasing anggota tim kerja mempunyai kedudukan yang sama pentingnya dan memiliki sesuatu untuk disumbangkan kepada proses.

6. Menyediakan suatu cara untuk membuat dokumentasi proses dan menyediakan

7. Suatu dasar yang kukuh untuk mengambil keputusan rancangan.

G. Stratifikasi (Pengelompokan)

Stasifikasi adalah usaha untuk menguraikan dan mengklasifikasikan persoalan menjadi kelompok-kelompok atau golongan sejenis atau menjadi unsur tunggal dari persoalan, sehingga persoalan menjadi lebih sederhana dan mudah dimengerti serta menghindari salah interpretasi. Dalam perusahaan yang manajemennya berjalan dengan baik pasti mengelompokan persoalan yang terjadi kemudian akan direncanakan bagaimana menanggulangi persoalan tersebut.

H. Lembar Periksa (Lembar Data)

Lembar Periksa adalah lembaran (sheet) yang digunakan untuk mencatat kegiatan atau kejadian (data) dengan format yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Pengisi sheet tinggal memberikan tanda pada kolom yang sudah disediakan. Guna lembar periksa ini selain memudahkan dalam pemeriksaan juga memudahkan dalam membuat rekapitulasi dan memudahkan analisis terhadap masalah.

Contoh kecilnya seorang cleaning service di dalam suatu perusahaan di berikan sebuah kertas lembar kerja untuk mengontrol kegiatan yang dilakukannya seperti apabila sudah membersihkan toilet mereka menconteng kolom yang sudah disediakan di dalam lembar periksa tersebut. Didalam perusahaan besar dalam manajemen pergudangan perusahaan banyak menggunakan lembar data ini untuk memerikasa suatu produk, bagaimana kondisi produk tersebut dalam gudang, bagaimana keadaan suhu dalam gudang, dan lain sebagainya




0 comments: